GELOMBANG BUNYI
3 Syarat Terjadinya Bunyi
Artikel IPA Kelas VIII ini akan membahas segala hal yang perlu kamu tentang bunyi, mulai dari pengertian, syarat terjadinya bunyi, dan bagaimana bunyi bisa kita dengar sampai ke telinga.
Sebelum membaca
tulisan ini, coba pejamkan mata kamu. Fokus dan dengarkan suara yang ada di
sekitar kamu. Apa yang kamu dengarkan? Suara air yang mengucur dari selang.
Derap langkah kaki. Panggilan Ayahmu. Bunyi notifikasi handphone. Sirine ambulans.
Bunyi kompor yang dinyalakan dari dapur. Ketukan kayu tukang bakso di depan
rumah.
Walaupun semuanya
terkesan random dan muncul
dari berbagai macam hal, sebenarnya, suara yang kamu dengar berasal dari satu
hal yang sama: getaran.
Ya, sebenarnya,
bunyi yang kita dengar adalah gelombang
longitudinal yang membawa energi yang dihasilkan oleh
suatu getaran.
Tiang yang dipukul
menggunakan palu, misalnya. Ketika kita memukulkan palu ke sebuah besi, besi
itu akan menghasilkan getaran yang sangat cepat. Saking cepatnya, mata kita
tidak sanggup melihatnya. Getaran ini pada akhirnya berubah menjadi gelombang
yang mengalir lewat udara (medium) dan, pada akhirnya, sampai ke gendang
telinga kita. Baru deh, dari sana, otak menerima rangsangan dan mengenalnya
sebagai bunyi.
Sekarang kamu sudah
tahu, kan, bagaimana bunyi yang ada di sekitar kita bisa sampai diterjemahkan
oleh otak. Tetapi, tidak semua makhluk hidup kayak gini ya. Ada beberapa hewan
yang merasakan getaran itu bukan lewat daun telinga. Ular dan semut, misalnya.
Lalu bagaimana sih
bunyi itu bisa muncul? Bagaimana, dalam ilmu fisika, segala sesuatu itu disebut
sebagai bunyi? Untuk menjawabnya, yuk kenali apa saja sih syarat-syarat
terjadinya bunyi:
Sumber
Bunyi
Tentu, seperti
ketika kamu memejamkan mata tadi, bunyi yang kamu dengar pasti bersumber dari
suatu hal. Bisa dari ketukan kayu, pita suara orang lain, dentingan bel,
langkah kaki, dan banyak lagi. Semua
benda tadi bergetar, makanya menghasilkan bunyi. Jadi, kalau
dipikir-pikir, pepatah yang mengatakan “Tong kosong nyaring bunyinya” itu aneh
ya?
Kok aneh?
Berlandaskan syarat
terjadinya bunyi ini, harusnya tong itu nggak berbunyi dong.
Ya, dia kan cuman
tong kosong aja. Dia tong. Dan dia… kosong. Salahnya di mana? Kok bisa nyaring
bunyinya? Kecuali, kalau tong itu dipukul. Baru deh menghasilkan getaran dan
bunyinya terdengar nyaring. Apalagi kalau mukulnya di dekat gendang telinga
teman kita. Nyaring banget pasti.
Medium
Perantara
Seperti yang udah
ditulis di awal, gelombang ini membutuhkan medium untuk bisa merambat sampai ke
telinga kita. Bisa dengan udara, air, maupun gas. Makanya, di luar angkasa kita
tidak bisa mendengarkan apa-apa. Soalnya, kan, di luar angkasa hampa udara.
Penerima
Bunyi
Ini jelas dong.
Untuk dapat “merasakan” bunyi, perlu ada objek yang menjadi penerima. Maksudnya
gimana tuh? Ya, maksudnya, harus ada orang di sekitar bunyi itu. Begini contohnya.
Kamu sedang membaca tulisan ini, lalu di tengah-tengah membaca, kamu teriak,
‘AKU GANTENG ABIS!’
Di dalam ilmu
fisika, bunyi yang kamu keluarkan baru dapat
dianggap ada, apabila ada orang lain yang mendengarkan suara teriakan kamu. Kalau kamu di
rumah sendirian, mau teriak kayak apa juga orang lain tidak menganggap kamu
mengeluarkan bunyi. Maka, suara kamu, tidak dianggap berbunyi.
Contoh lain, deh.
Misalnya, kamu menonton acara lawak di televisi. Di sebuah adegan, Sule
memanggil Pak Haji Bolot.
‘Pak Haji, bantuin
saya bikin kopi dong!’
‘Apa?’
‘Bantuin bikin
kopi!’
‘Ha?’
‘BIKIN KOPI!’
‘Gimana?’
‘KOPI!’
‘Le… Ane mau bikin
kopi nih. Ikut gak?’
‘AUK AH!’
Pada kasus di atas,
ucapan Sule yang tidak terdengar oleh Pak Haji Bolot itu tidak dianggap ada
karena Pak Haji Bolot tidak mendengarnya.
Nah, itu dia penyebab
bagaimana kita bisa mendengar bunyi. Jangan lupa ya, syarat terjadinya bunyi
ada 3 hal.
Jenis-Jenis Bunyi Berdasarkan
Frekuensinya
Artikel IPA kelas VIII kali ini
akan membahas tentang jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya. Ada bunyi
infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.
—
Kita semua tentunya merasakan duka yang cukup dalam ya Squad
atas musibah gempa bumi di Lombok beberapa waktu yang lalu. Gempa dengan 7.0
skala Richter itu meluluhlantahkan Lombok dan guncangannya terasa sampai Pulau
Bali. Tapi, terlepas dari dampak gempa tersebut, kamu tahu nggak bahwa
kita bisa mendeteksi “bunyi” gempa?
Guncangan
7.0 skala Richter membuat bangunan di Lombok rata dengan tanah.
(sumber: kompas.com)
“Emangnya gempa ada bunyinya?”
Penyebab gempa itu kan pergerakan
lempengan bumi, dan getaran pergerakan lempeng bumi itu bisa diukur dengan
salah satu alat pendeteksi gempa,
Seismograf. Getaran pergerakan lempeng bumi menghasilkan bunyi yang tidak dapat
didengar oleh telinga manusia karena frekuensinya rendah.
Nah, bicara tentang frekuensi bunyi, ada
beberapa jenis-jenis bunyi nih yang bisa kita pelajari. Ada apa saja? Keep scroll ya
Squad!
1. Bunyi Infrasonik
Bunyi infrasonik ini merupakan bunyi yang nggak bisa didengar oleh
telinga manusia. Namun, bagi beberapa hewan seperti
anjing, gajah dan lumba-lumba, bunyi ini masih dapat mereka dengar. Frekuensi yang dimiliki
oleh bunyi infrasonik ini kurang dari 20Hz (Heartz).
Bunyi infrasonik mampu merambat dari jarak yang sangat jauh lho Squad.
Selain itu, bunyi ini mampu menembus hambatan tanpa mengurangi besaranya
frekuensi yang dihasilkan. Kalau pun ada pengurangan besaran
frekuensi, itu terjadi tidak terlalu signifikan. Nah, maka dari itu,
getaran gempa dan aktivitas gunung berapi pun dapat diketahui. Tentunya ya
menggunakan alat tadi, Seismograf.
2. Bunyi Audiosonik
Saat kamu nonton film horor, pernah merasakan kaget nggak? Sudah
filmnya seram, ditambah dengan volume suara yang besar. Itu yang bikin kaget kan? Nah, volume suara
di bioskop itu termasuk bunyi audiosonik lho Squad.
Meskipun menurut kamu volumenya sudah besar, itu masih dianggap bunyi
audiosonik.
Baca Juga: Kenapa Suara Kita Jelek Saat Direkam
Nah, beda lagi kalau kamu melihat teman
kamu sedang berbisik-bisik di depan kamu. Kamu tahu nggak apa yang
diucapkan teman kamu itu? Nggak kan? Nah, bisik-bisik
tersebut di telinga kamu nggak terdengar, artinya bukan bunyi audiosonik.
Apa sih bunyi audiosonik itu? Bunyi audiosonik ini merupakan
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia. Besar frekuensi bunyi ini ialah
20 Hz sampai 20.000 Hz.
3. Bunyi Ultrasonik
Jenis bunyi yang terakhir ialah bunyi ultrasonik. Bunyi ultrasonik ini punya
frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz (20 KHz). Berhubung
frekuensinya yang terlalu besar, maka telinga manusia tidak dapat menangkapnya.
Tapi hewan seperti kelelawar, bisa mendengar bunyi ini lho. Bunyi ultrasonik ini sulit
untuk menembus hambatan dengan struktur padat/keras. Jadi,
bunyi tersebut hanya bisa dipantulkan.
Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan bunyi
ultrasonik ini, khususnya di bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran, bunyi
ultrasonik ini bisa digunakan untuk mendiagnosa janin dalam kandungan.
Ya, nama lain dari proses tersebut ialah USG (ultrasonografi). Mudahnya dapat
dipahami kalau USG itu teknik menampilkan gambaran dari kondisi bagian dalam
tubuh. Nah, proses
pengambilan gambar ini menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Pemanfaatan gelombang bunyi
Ada
beberapa pemanfaatan
Dalam
perjalanannya, gelombang bunyi dimanfaatkan untuk banyak hal. Mulai dari
ultrasonografi, terapi ultrasonik hingga sonar.
Gelombang bunyi juga merupakan gelombang
longitudinal yang mana arah getaran partikel medium gelombang bunyi sejajar
dengan arah perambatannya.
Gelombang bunyi terbentuk oleh getaran suatu
objek, seperti suara alat musik saat dimainkan baik itu alat musik dawai atau
membran.
Getaran ini menyebabkan perubahan tekanan di
sekitarnya yang merambat sebagai gelombang bunyi. Gelombang bunyi dapat
dideteksi oleh telinga manusia atau peralatan pendengaran lainnya.
Dalam kehidupan manusia, gelombang bunyi dapat
digunakan untuk berkomunikasi, mendeteksi suatu objek, hingga banyak
diaplikasikan di berbagai bidang, seperti industri, kedokteran, dan juga seni.
Sifat Gelombang Bunyi
Hal ini dikarenakan gelombang bunyi dalam
perambatannya memiliki bentuk longitudinal, yaitu berupa rapatan dan
renggangan. Berikut sifat-sifat gelombang bunyi.
1. Refleksi
Refleksi atau pemantulan adalah kemampuan
gelombang bunyi untuk memantulkan bunyi itu sendiri.
Pemantulan bunyi ini dapat terjadi ketika bertemu
dengan permukaan halus seperti dinding, langit-langit, atau lantai. Ketika
gelombang bunyi memantul, maka akan menghasilkan gema atau gaung.
Sifat refleksi ini sangat penting dan dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam desain ruangan, akustik bangunan,
dan sistem audio.
Contoh sederhana dari sifat refleksi pada
gelombang bunyi yaitu dengan adanya pantulan suara yang terdengar ketika kita
berbicara di dekat dinding atau di dalam ruangan yang kosong.
2. Interferensi
Selanjutnya interferensi, yaitu sifat gelombang
bunyi yang terjadi ketika dua atau lebih gelombang bunyi bertemu dan saling
berinteraksi.
Interferensi ini dapat menghasilkan penguatan atau
pelemahan bunyi, tergantung pada fase dan amplitudo gelombang bunyi.
Interferensi juga dapat menghasilkan pola-pola
yang kompleks dan unik, seperti pola interferensi konstruktif dan destruktif.
Contoh dari interferensi pada gelombang bunyi
adalah ketika kita mendengarkan musik di ruangan dengan suara menggelegar yang
dihasilkan dari sistem speaker.
3. Difraksi
Difraksi atau pembelokan arah merupakan kemampuan
gelombang bunyi untuk melintasi rintangan atau celah kecil pada suatu permukaan.
Ketika gelombang bunyi melintasi celah atau rintangan,
maka gelombang bunyi akan berbelok dan menyebar.
Difraksi ini memungkinkan gelombang bunyi untuk
menyebar ke dalam ruangan atau melewati celah sehingga suara dapat didengar di
sekitar sudut dan belakang penghalang.
Contoh dari sifat difraksi pada gelombang bunyi
adalah saat kita mendengar suara bel dari jauh, di mana suara bel tersebut bisa
terdengar meskipun terhalang oleh tembok atau benda lainnya.
4. Pembiasan
Pembiasan adalah sifat gelombang bunyi di mana
gelombang bunyi melengkung saat melewati batas antara medium yang berbeda,
seperti udara dan air atau udara dan dinding. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
kecepatan rambat gelombang bunyi di dalam medium yang berbeda tersebut.
Contohnya, ketika kamu berada di tepi kolam renang
dan mendengarkan suara dari seseorang yang berada di dalam kolam renang.
Suara tersebut akan terdengar lebih rendah atau
lebih lambat karena gelombang bunyi yang berasal dari suara tersebut mengalami
pembiasan ketika melewati batas antara udara dan air.
Pemanfaatan Gelombang Bunyi
Dikutip dari buku Fisika, Yaz (2007: 33), gelombang bunyi saling berinterferensi
konstruktif, bunyi akan terdengar lebih keras. Gelombang bunyi dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audio, dan gelombang
ultrasonik.
Gelombang infrasonik memiliki ciri frekuensinya
yang tidak lebih dari 20 Hz, atau kurang dari itu. Sementara gelombang audio
merupakan gelombang yang mampu didengar oleh manusia, besar frekuensinya antara
20 Hz – 20 Khz.
Terakhir, yaitu gelombang ultrasonik
adalah gelombang yang frekuensinya paling tinggi, yaitu lebih dari 20 Khz.
Gelombang ini hanya dapat didengar oleh beberapa jenis makhluk hidup saja.
Salah
satu contohnya adalah kelelawar dan lumba-lumba. Berikut beberapa pemanfaatan
gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Ultrasonografi (USG)
Alat yang digunakan untuk mengamati
perkembangan bayi di dalam rahim ini memanfaatkan gelombang ultrasonik. Alat
ini memancarkan gelombang ultrasonik ke rahim ibu hamil.
USG melacak perubahan frekuensi bunyi
pantul dari jantung yang berdenyut dan darah yang mengalir. Selain itu, USG
juga digunakan untuk mmendeteksi pertumbuhan jaringan tumor, kondisi otak, dan
lain-lain.
2. Pengujian Ultrasonik
Pengujian ultrasonik ini dapat dijumpai
pada proses homogenisasi susu. Selain itu, digunakan pada bidang penanganan
hama yang akan menghasilkan efek depresi pada tikus dan lipas akibat gelombang
ultrasonik.
3. Terapi Ultrasonik
Gelombang ultrasonik juga digunakan pada
bidang kedokteran yang digunakan untuk terapi, sehingga dikenal dengan sebutan
terapi ultrasonik. Terapi ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada
sendi dan otot.
ADVERTISEMENT
4. Pembersih Ultrasonik
Mesin pencuci piring merupakan salah satu
contoh benda yang menggunakan gelombang ultrasonik. Air dan detergen digetarkan
oleh penggetar ultrasonik dan partikel-partikelnya mampu menggosok piring yang
kotor dan membersihkannya.
5. Sonar
Gelombang ultrasonik juga banyak
dimanfaatkan pada sonar seperti yang dimanfaatkan oleh kapal untuk menentukan
kedalaman dasar laut. Cara kerjanya dilakukan berdasarkan konsep pemantulan
bunyi.
Di bagian dasar kapal terdapat alat yang
mampu mengubah energi listrik menjadi gelombang ultrasonik yang nantinya
dipancarkan ke dasar laut. Gelombang bunyi yang berasal dari gelombang
ultrasonik akan merambat lurus hingga mengenai dasar laut.
Ketika gelombang sudah mencapai dasar
laut, sebagian gelombang akan terpantulkan kembali ke kapal. Gelombang tersebut
akan ditangkap oleh detektor.
Itulah beberapa pemanfaatan gelombang
bunyi dalam kehidupan sehari-hari lengkap beserta dengan
Comments
Post a Comment